HPLC – Sobat Barcov, tahukah bagaimana cara kerja HPLC dalam analisis di laboratorium? Pada artikel kali ini PT. Barcov Teknologi Indonesia sebagai perusahaan manufaktur HPLC akan mengulasnya secara singkat, yuk kita mulai!

Bagaimana Cara Kerja HPLC dalam Proses Analisis
Cara Kerja HPLC dalam Analisis adalah proses pemisahan, identifikasi, dan kuantifikasi komponen-komponen dalam suatu campuran menggunakan teknik kromatografi cair bertekanan tinggi. Sistem HPLC memanfaatkan interaksi antara sampel (analit), fase gerak (pelarut), dan fase diam (kolom kromatografi) untuk memisahkan komponen berdasarkan sifat fisikokimianya, seperti polaritas, ukuran molekul, atau muatan ionik.
Berikut adalah penjelasan langkah-langkah cara kerja HPLC:
Injeksi Sampel
Sampel cair (atau larutan dari sampel padat) diinjeksikan ke dalam sistem HPLC melalui injector. Biasanya, volume sampel yang diinjeksikan berkisar antara 5-20 mikroliter. Sampel akan bercampur dengan fase gerak (mobile phase) dan dibawa menuju kolom kromatografi.
Pemompaan Fase Gerak
Fase gerak (campuran pelarut organik dan air atau buffer) dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam kolom kromatografi. Tekanan pompa alat HPLC berkisar 300psi hingga 10.000psi, namun ada juga yang sampai 16.000psi. Pompa dalam sistem HPLC memastikan aliran fase gerak yang stabil dan konsisten, yang sangat penting untuk pemisahan yang efisien.
Baca Artikel Lengkap : HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
Pemisahan di Kolom Kromatografi
Kolom kromatografi berisi fase diam (stationary phase), biasanya berupa partikel silika berpori yang dimodifikasi secara kimia (contoh: C18 untuk fase terbalik). Ketika sampel melewati kolom, komponen-komponen dalam sampel dipisahkan berdasarkan interaksinya dengan fase diam dan fase gerak:
- Komponen yang lebih polar (dalam Reverse Phase HPLC) akan memiliki interaksi lebih kuat dengan fase gerak (polar) dan elusi lebih cepat.
- Komponen yang lebih non-polar akan berinteraksi lebih kuat dengan fase diam (non-polar) dan elusi lebih lambat.
- Interaksi ini menciptakan waktu retensi yang unik untuk setiap komponen, yang digunakan untuk identifikasi.
Deteksi Komponen
Setelah keluar dari kolom, komponen-komponen yang terpisah terdeteksi oleh detektor HPLC, seperti:
- Detektor UV-Vis: Mengukur serapan sinar UV/Vis oleh komponen pada panjang gelombang tertentu.
- Detektor Fluoresensi: Digunakan untuk senyawa yang memiliki sifat fluoresensi.
- Detektor Refractive Index (RI): Untuk senyawa yang tidak menyerap sinar UV/Vis.
Detektor menghasilkan sinyal berupa kromatogram, grafik yang menunjukkan waktu retensi (sumbu x) dan intensitas sinyal (sumbu y) untuk setiap komponen.
Analisis Data
Kromatogram dianalisis untuk:
- Identifikasi Komponen: Berdasarkan waktu retensi unik dari setiap senyawa.
- Kuantifikasi Komponen: Berdasarkan luas area atau tinggi puncak pada kromatogram, yang berbanding lurus dengan konsentrasi senyawa dalam sampel.
Konsentrasi sampel dihitung dengan membandingkan data kromatogram sampel dengan kromatogram larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya.
Produk HPLC yang ideal untuk anda gunakan adalah Barcov HPLC BRQ-4000.
Ditulis Oleh : YAP
Oke Sobat Barcov, apakah sudah terjawab pertanyaan bagaimana cara kerja HPLC dalam analisis di laboratorium? pastinya sudah tergambar ya cara kerja HPLC itu seperti apa. Sebagai informasi tambahan, bagi sobat yang berniat membeli alat HPLC, bisa melihat demo unit alat HPLC pada PT. Barcov Teknologi Indonesia. Contact whatsapp yang bisa dihubungi 0877-7727-7755, atau kunjungan dengan melihat alamat pada Google Maps.